Sabtu, 08 Juni 2013

Banjaran Pucung, Cilangkap Dan Sejarah Kota Depok

Kota Depok yang sepertinya terbelah persis oleh kali Ciliwung mempunyai sejarah panjang, sejak Ki Aling Linggawuni menetap di Cilangkap Tapos Depok, salah satu walisongo murid Maulana Magribi di Gresik dan Syech Quro Hasanudin Karawang ini disebut juga Ki Langkap Kahfidatu, pada tarikh 1484 Masehi sempat menjadi guru Sunan Kalijaga saat berdakwah ke Pajajaran, keduanya sempat bertemu di lokasi mata air Kali Sunter Cilangkap. Lalu jejak sejarah yang lain adalah makam Ratu Jaya istri Raden Papak dan lokasi embah buyut Beji di Depok I menunjukkan hubungan pasukan Banten dibawah Maulana Hasanudin yang membuka pos di Beji , lalu pasukan Ratu Anti Maimunah di Karadenan, Bojong Gedhe Bogor dalam perjalanan menaklukkan kerajaan Pajajaran dibawah Raja Surowisesa kira kira bertarikh 1560 Masehi , Disusul datangnya pasukan sandi Mataram tahun 1620 di wilayah Tapos Depok dalam ekspedisi rahasia yang dipimpin oleh Rati Roro Pembayun (putri kesayangan Panembahan Senopati Mataram dan putranya Ki Lurah Bagus Wanabaya, mereka membangun pos di hutan Kali Sunter hingga pasukan Mataram dibawah Raja Sultan Agung menyerang besar besaran Batavia pada tahun 1628 - 1629 dalam ekspedisi Koloduto , Mataram mendapatkan kemenangan setelah kepala Yaan Piters Zoen Coen, Gubernur Jendral VOC ke 4 Batavia ditebas dan dibawa ke Mataram, jejak pasukan gerilya Mataram masih bercokol di Depok, sebab pengaruh putra Bagus Wonoboyo yang bernama Raden Panji Wanayasa tetap menetap di Tapos Depok, dan membuka jasa perjalanan haji bagi para jamaah haji dari seluruh wilayah Nusantara bagian Timur, putra Panji Wanayasa bertebaran kepelosok Jawa dan menjadi orang terpengaruh, sebut saja Untung Suropati, Ki Ageng Gribig Klaten, Maulana Aris Leles Garut dan Syech Abdul Muhyi Pamijahan di Ciamis Jawa Barat. Lalu Depok kembali menjadi tempat terhormat setelah rombongan Sultan Ageng Tirtayasa Banten bertempu di wilayah Tapos , dimana bukti kuburan keramat seperti Ambo Mayang Sari di Cimpaeun dan Tubagus Pangeling di Leuwinanggung ditahun 1682, tahun 1700an lah Cornelis Chastelein mendapat perintah VOC untuk membuka markas tentara khusus dalam menghadapi gelombang pemberontakan Jawa Barat yang dilakukan oleh Haji Perwatasari dari Jampang dan Tanujiwa dari Bogor

Selasa, 21 Mei 2013

Banjaran Pucung, sering didatangi pejabat, karena memang sejak dahulu menjadi pusat kegiatan tentara Mataram dan Banten


detail berita
Pangdam Jaya Mayjen Hudawi Lubis di Kampung Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok
Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap bersinergi dengan Polri untuk memberantas para teroris. Kerjasama itu tanpa melampaui peran tiap lembaga."Kita punya peran masing-masing dengan polisi, tapi tetap enjunjung tinggi kerjasama dengan polisi," kata Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya), Mayjen Hudawi Lubis di Kampung Banjaran Pucung, Tapos, Depok, Selasa (14/05/2013).

Pangdam menambahkan, bentuk kerjasama yang dilakukan yakni dengan menginformasikan hal-hal yang mencurigakan di daerah kepada kepolisian. TNI akan memberdayakan fungsi intelijen untuk mengumpulkan informasi."Kami tetap berikan informasi kepada kepolisian. Namun dalam penindakan lebih fokus polisi dalam rangka Kamtibmas," ungkapnya.

Sementara untuk penindakan, kata dia, tetap dilakukan oleh kepolisiaan, baik oleh Satuan Brimob, atau tim Detasemen Khusus (Densus) 88."Kami membantu dalam hal informasi. Keamanan umum juga kami bantu. Misalnya saat polisi mengambil satu lokasi tertentu. Sedikit membatasi masyarakat jika terjadi baku tembak, berikan penerangan agar memahami, agar jangan merasa takut tapi juga jangan ceroboh," tegasnya.

Senin, 20 Mei 2013

Banjaran Pucung, sebuah kampung yang lebih tua dari Depok Lama

Kong Tahib, sesepuh Banjaran Pucung.
Menurut Kong Tahib (86 thn) , sesepuh Banjaran Pucung, sejarah kota Depok tidak sekedar berawal dari keberadaan pejabat tinggi VOC Chornelis Chastelein di tahun 1714, sejarah kota Depok telah dicatat sejak tahun 1450 yaitu sejak Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Aling, salah satu ulama yang masih terhitung uwak prabu Siliwangi di Pajajaran, pertemuan dua tokoh pendakwah Islam itu terjadi di Lemah Duwur Poncol Banjaran Pucung. Lalu hadirnya pasukan Mataram dalam rangka persiapan penyerbuan ke Batavia ditahun 1620 dengan poros Kali Sunter Jatinegara dan Cilincing Jakarta utara, dilanjutkan dengan hadirnya para tentara Banten di tahun 1682 dibawah pimpinan Pangeran Purbaya dalam perlawanannya melawan tentara VOC Belanda, semua itu kiranya perlu ditelaah oleh para ahli sejarah dalam rangka eksistensi kota Depok, sebab kalau dilihat secara otentikitas dan data sejarah maka rakyat Depok hanya akan mendengar sejarah satu sisi saja "kepahlawanan" Chornelis Chasteleyn , pensiunan Kolonel VOC.

Pahlawan Depok terbaring di kampung Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok

Lie Suntek adalah cucu dari Raden Bagus Wanabaya, putra dari Raden Panji Wanayasa yang dimakamkan di Setu Jatijajar, dari nama Lie Sunteklah nama kali Sunter disematkan. Lie Suntek adalah salah satu pelaku perjuangan melawan VOC Belanda di Batavia saat perang VOC Belanda melawan kerajaan Banten di tahun 1682, daerah sepanjang Kali Sunter dan Banjaran Pucung kembali menjadi Palagan peperangan besar melawan penjajahan. Lie Suntek atau Santri Bethot adalah salah satu mutiara Banten, peranannya cukup besar dalam kerajaan Banten karena beliau di percaya sebagai pemegang kunci gedung harta kerajaan Banten. Kini sosok pahlawan itu terbaring tenang di cungkup makam sederhana yang terletak di RT 03 / RW 07 Poncol, Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok, keberadaannya hanya ditandai dengan hadirnya juru kunci makam yang bernama Bang Bohir, se orang petani tunanetra yang setia membersihkan makam.




Minggu, 19 Mei 2013

Walikota Depok dan Pangdam Jaya menanam pohon di Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok

NMI Tanam Pohon

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il bersama Pangdam Jaya Mayor Jenderal E Hudawi Lubis melakukan penanaman pohon dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 90 di Kampung Banjaran Pucung, Tapos, Depok, Selasa (14/5/13).
Nur Mahmudi mengatakan, penanaman pohon itu dilakukan sebagai wujud kepedulian TNI akan ketersediaan ruang terbuka hijau.
“Ini upaya TNI bersama masyarakat melestarikan lingkungan dengan melakukan penanaman pohon,” katanya. Hudawi Lubis menyatakan bahwa TMMD tersebut menjadi wujud konkrit posisi TNI untuk turun serta menjadi garda terdepan dalam pembangunan nasional. Dengan melibatkan instansi di tingkat desa, kabupaten, kota, kegiatan tersebut membantu daerah tertinggal, perkotaan, pedesaan, daerah kumuh, dan daerah terkena bencana untuk makin maju.

Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok, kampung dengan segudang potensi pangan dan obat alternatif

Keladi Tikus obat kanker

Suweg atau iles iles atau Porang

Garut atau sagu patat

Mata Air Kali Sunter Penanda dan penghubung pasukan Mataram 1625, di Banjaran Pucung Cilangkap Tapos Depok

Gemericik mata air Kali Sunter yang mengalir jauh hingga ke teluk Jakarta
Mata air Kali Sunter yang tidak pernah kering sepanjang masa
Mata Air Kali Sunter yang harus dihijaukan
Saripudin , tokoh petani yang menghijaukan Mata air Kali Sunter
Jernih dan menyejukkan, mata air Kali Sunter masih terjaga
Rausyan Fikri di mata air kali Sunter Banjaran Pucung Cilangkap